""
15 Maret 2023

FIB – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada tiga mahasiswa berprestasi dalam acara perayaan hari jadinya yang ke-41. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Wakil Dekan I, Dr. Ike Revita, M.Hum. kepada tiga mahasiswa berprestasi tersebut dalam acara Dies Natalis FIB Unand ke-41 yang dilaksanakan pada Selasa, 7 Maret 2023 di Ruang Seminar FIB.

Pada acara ini, penghargaan mahasiswa pertama diberikan kepada Rizki Junando Sandi (Nando) dari program studi Sastra Indonesia 2019. Nando mengaku senang ketika terpilih sebagai mahasiswa berprestasi peringkat I tingkat fakultas. Ia menerangkan bahwa menjadi mahasiswa berprestasi merupakan salah satu cita-cita yang ingin ia capai sebagai seorang mahasiswa.

 “Senang, bangga, dan ini membayar semua kerja keras. Perlu diketahui bahwa untuk menyiapkan pemilihan mapres di tingkat fakultas, aku harus mengorbankan jatah tidur, nih. Misalnya dalam menyiapkan gagasan kreatif, aku buat jadwal tidur yang berbeda lagi. Aku pukul 8 malam sudah harus tidur terus nanti aku hidupkan alarm. Jam 1 malam aku harus sudah bangun dan itu harus sudah ngetik dan cari research tentang gagasan kreatif aku. Bukan itu aja, aku juga harus melemparkan kuisioner kepada pasien, keluarga-keluarga pasien, khususnya di  rumah sakit strok khusus di Padang dan juga rumah sakit strok  yang ada di Bukittinggi. Alhamdulillah, waktu itu dapat 50 responden dan itu sudah dijadikan data di dalam gagasan kreatif aku. Jadi, aku senang banget, bangga, dan juga ini membayar semua kerja keras termasuk kerja keras dosen pembimbing dan semua mentor yang membimbing aku waktu aku ikut mapres, ” ucap Nando saat diwawancarai via WhatsApp (08/03/2023).

Diketahui, dalam mengikuti pemilihan mahasiswa berprestasi, para peserta diharuskan untuk mengumpulkan paper dan gagasan kreatif baik di tingkat fakultas hingga tingkat universitas. Adapun Nando membawa gagasan kreatif dengan judul “Aku dan Bahasaku: Program Upaya Peningkatan Kesadaran Keluarga Penderita Afasia Pascastrok terhadap Terapi Wicara melalui Media Sosial Instagram dan Aplikasi Gnowbe”. Gagasan kreatif yang diangkat oleh Nando ini dilatarbelakangi oleh fokus kajian studinya yang terkait dengan psiko dan neurolinguistik. Ia mendapati bahwasanya mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya mahasiswa Linguistik memiliki andil yang cukup besar dalam peningkatan upaya terhadap pentingnya terapi wicara bagi para pasien pasca strok.

Selain fokus dengan dunia perkuliahan, Nando juga aktif di bidang public speaking, khususnya master of ceremony, protokol, dan public relations. Ia juga menaruh minat terhadap ilmu psikologi, kesehatan, dan digital marketing. Ia juga tergabung ke dalam beberapa organisasi sosial non-profit yang berfokus pada abdi bahasa, baik itu bahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa asing.

Adapun Yevis Haritsyah (Yevis) dari program studi Sastra Inggris 2019 dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi peringkat II tingkat fakultas. Senada dengan Nando, Yevis juga merasa senang dan bersyukur atas pencapaian yang telah ia peroleh. Lebih lanjut, Yevis menerangkan bahwa ia percaya bahwa jika seseorang keras terhadap dirinya sendiri maka dunia akan bersikap lunak pada dirinya tersebut. Pandangan tersebut ia terapkan sebagai motto hidupnya.

“Saya senang menjadi peringkat II namun ada sedikit ketidakpuasan karena tidak bisa meraih peringkat I. Namun sejauh ini saya bersyukur dan menghargai setiap proses yang sudah saya lakukan,” tutur Yevis saat diwawancarai via WhatsApp (08/03/2023).

Dalam mencetuskan gagasan kreatifnya ketika mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi, Yevis membawa gagasan berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Studi Kasus di Bungus Teluk Kabung”. Gagasan tersebut ia angkat dikarenakan ia mengamati bahwasanya banyak masyarakat Bungus yang kurang mendapatkan pendidikan formal yang mana berakibat pada kurang terkelolanya sumber daya alam dengan baik dan tingkat kriminalitas yang cukup tinggi di daerah tersebut. Selain itu Yevis juga mendapati adanya ketimpangan gender yang disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia disana.

Lebih lanjut, Yevis menerangkan bahwasanya ia aktif di beberapa kegiatan seperti menjadi guru les bahasa Inggris di sebuah lembaga kursus polyglot, fokus melakukan proyek penerjemahan dan analisis data yang bekerja sama dengan mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri, menjadi seorang konten kreator, dan juga merupakan anggota aktif di salah satu program UPT Karir dan Konseling Unand bernama Sahabat Karir Unand.

Terakhir, Nala Aqlima Repa (Nala) dari program studi Sastra Jepang 2019 yang terpilih sebagai mahasiswa berprestasi peringkat III tingkat fakultas. Dalam proses seleksi mahasiswa berprestasi tersebut, Nala mengajukan gagasan kreatifnya berjudul “Kurangnya Kesadaran Masyarakat Teratak Temptih akan Pendidikan”.

Mahasiswi yang menerapkan motto hidup big dream, big action, and big success tersebut menerangkan bahwa ia merasa bahagia dan bangga atas pencapaian yang telah ia peroleh sebagai salah satu mahasiswa berprestasi tingkat fakultas.

“Kesibukan aku berupa aktif di kegiatan hima jurusan, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan volunteer, asistensi mengajar, dan aktif dalam komunitas sosial.” Tutur Nala saat diwawancarai via WhatsApp (14/03/2023).

“Untuk teman-teman di luar sana, ayo ambil semua kesempatan yang ada. Lakukan apa yang kamu bisa tanpa rasa takut karena kalau tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya. Tetap semangat. Nothing is impossible in this world.” ajak Nala di akhir wawancara.

 

Reporter: Fithryah Amirah Karini

Fotografer: Ina Widya

Dokumentasi lainnya:

15 Maret 2023

Foto baliho yang dibuat pihak FIB sebagai bentuk apresiasi terhadap 3 dosen berprestasi

FIB – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, dalam acara peringatan hari jadinya yang ke-41 memberikan apresiasi dan penghargaan kepada tiga dosen berprestasi. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Dekan FIB kepada 3 dosen tersebut dalam acara Dies Natalis FIB Unand yang dilaksanakan pada Selasa, 7 Maret 2023.

Pada acara ini, penghargaan dosen berprestasi satu diberikan kepada Pramono, S.S., M.Si., Ph.D. dari program studi Sastra Minangkabau. Pramono, Ph.D. diketahui dinobatkan sebagai dosen terproduktif kategori HKI Hak Cipta peringkat I tingkat Universitas Andalas pada tahun 2022. Seperti dilaporkan Karini (2021),  Pramono, Ph.D.  merupakan salah seorang dosen yang menaruh perhatian pada manuskrip-manuskrip Minangkabau untuk nantinya dikembangkan menjadi desain motif batik. Tercatat, sejak tahun 2017 hingga 2021, Pramono, Ph.D. telah mempunyai 120 hak cipta desain motif batik yang dikembangkan dari iluminasi manuskrip-manuskrip Minangkabau.

Adapun dosen berprestasi kedua diberikan kepada Yudhi Andoni, S.S., M.A. dari program studi Ilmu Sejarah. Yudhi Andoni, M.A. terpilih sebagai dosen terproduktif kategori Publikasi Artikel Media Massa peringkat I tingkat Universitas Andalas tahun 2022 dengan total lebih dari 60 artikel yang terbit di berbagai media massa, baik cetak maupun online.diketahui, Yudhi Andoni, M.A. sudah fokus menulis di berbagai media cetak lokal dan nasional sejak tahun 2000 dan tulisan-tulisannya yang telah dimuat sudah hampir seribu jika dihitung hingga saat ini.

Selain itu, tulisan-tulisan Yudhi Andoni, M.A. yang telah terbit di berbagai media massa sebagian besar membahas hal terkait tema-tema sejarah Indonesia, khususnya Minangkabau atau Sumatera Barat masa kolonial.

“Kenapa masa kolonial? Pertama, ada banyak kesalahan pemahaman kita selama ini tentang periode kolonial dalam sejarah kita, terutama di Sumatera Barat. Banyak dari masyarakat menilai era kolonial merupakan masa sulit dan eksploitasi Belanda terhadap rakyat Indonesia. Pemahaman ini sebagian tentu tidak keliru, namun tidak pula bisa diterima seutuhnya. Periode kolonial di Sumatera Barat justru menjadi era terbentuknya tradisi-tradisi kemajuan yang melahirkan tokoh-tokoh nasional dan gerakan kebangsaan. Berbagai tulisan saya mencoba memberikan narasi hitoris tentang pengaruh kolonial terhadap kemajuan orang Indonesia, khususnya Minangkabau dan bagaimana era ini membentuk karakter keindonesiaan. Kedua, periode kolonial merupakan momentum penting memahami apa yang kita warisi hari ini. Banyak tanpa kita sadari kalau kita ini masih memakai mental kolonial, seperti kalau jadi pejabat tak afdol bila tidak kaya, punya mobil bagus, rumah mentereng, uang banyak, dan berbagai privilese yang didapat dari orang awam. Padahal dalam konteks kemunculan ide tentang keindonesiaan, kolonial itu tesa dan negara bangsa Indonesia sebagai anti-tesa. Jadi jangan heran heran kenapa para tokoh pejabat masa awal kemerdekaan sampai meninggal tidak pernah tampak kaya secara materi, katakanlah bila kita berkaca dengan kehidupan Bung Hatta, Sjahrir, Natsir, dan banyak lagi. Nah, jadi sudah tanggung jawab para sejarawan untuk mengingatkan masyarakat, termasuk para pejabat publiknya tentang tujuan awal kita mau mendirikan bangsa Indonesia ini. Apakah itu efektif melalui tulisan? Saya tidak tahu, dan tidak peduli. Tugas sejarawan adalah menulis, memberi makna, dan mengingatkan bila kata menasihati dianggap berlebihan.” jawab Yudhi Andoni, M.A., saat ditanyakan alasannya fokus pada tema sejarah Indonesia dalam menulis artikel-artikelnya (10/03/2023).

Saat ditanyakan mengenai artikel media massa yang paling berkesan yang pernah ditulis olehnya, ia menjawab bahwa setiap artikel yang pernah ia tulis selalu berkesan karena artikel-artikel tersebut lahir dari rasa kegelisahan dan keinginan sehingga memberikannya pengalaman yang berbeda-beda kala menuliskannya.  

“Secara pribadi, saya tidak punya harapan apa-apa. Saya ini penulis sejarah. Saya insya Allah akan terus menulis bila kondisi tubuh dan pikiran saya tetap sehat, terlepas diapresiasi atau tidak. Eksistensi saya ada pada menulis. Bila tidak menulis maka saya ibaratnya telah mati untuk pertama kali, sebelum jasad ditimbun oleh tanah, pulang ke haribaanNya,” ungkap Yudhi Andoni, M.A. saat menjawab pertanyaan terakhir mengenai harapannya yang terpilih sebagai dosen terproduktif tingkat Universitas Andalas (10/03/2023).

Lebih lanjut, dosen berprestasi ketiga diberikan kepada Bahren, S.S., M.A. dari program studi Sastra Minangkabau. Bahren, M.A. terpilih sebagai dosen terproduktif kategori Publikasi Artikel Media Massa peringkat II tingkat Universitas Andalas dengan total lebih dari 40-an artikel yang sudah terbit. Dilansir lebih lanjut, Bahren, M.A., sudah pernah meraih penghargaan serupa sebanyak dua kali di tahun-tahun sebelumnya dimana ia dinobatkan sebagai dosen terproduktif peringkat II tingkat Universitas Andalas pada tahun 2021 dengan jumlah 66 artikel dan dosen terproduktif peringkat I tingkat Universitas Andalas pada tahun 2019 dengan jumlah artikel yang dipublikasikan sebanyak 88 artikel.

Bahren, M.A. mengaku senang atas dinobatkannya ia sebagai salah seorang dosen terproduktif tingkat Universitas Andalas tetapi ia tidak menyangkal bahwa pencapaian yang ia raih tersebut juga menjadi sebuah tantangan baginya untuk senantiasa terus berkarya. Sebagian besar artikel yang ditulis oleh Bahren, M.A. berkaitan dengan fenomena bahasa, pengajaran bahasa, serta fenomena sosial dan budaya yang terjadi di lingkungan sekitar.

 “Saya menulis artikel-artikel tersebut sesungguhnya bentuk dari tanggung jawab saya sebagai pengampu mata kuliah menulis bahasa Minangkabau dan menulis kreatif. Sebagai dosen pengampu, sudah seharusnya saya memberikan contoh secara langsung kepada mahasiswa,  bahwa ketika saya meminta mereka menulis, saya terlebih dahulu memberikan contoh kepada mereka,” jawab Bahren, M.A. saat ditanyakan alasan tertarik pada topik kebahasaan dalam menulis artikel-artikel media massa (09/03/2023).

Selaras dengan Yudhi Andoni, M.A., Bahren, M.A., juga menerangkan bahwa hampir semua artikel yang ia tulis berkesan baginya.Salah satu artikel yang ditulis pada tahun 2022 dan dinilai paling berkesan oleh Bahren, M.A. adalah “Gala Adaik di Cabuik atau Dibuang Sapanjang Adaik” yang mana merupakan bentuk respon atas kasus tokoh publik yang tersandung suatu kasus besar dan sebelumnya dianugerahi gelar adat oleh orang Minangkabau. Artikel ini mewakili orang-orang Minangkabau yang dilema untuk mencabut gelar adat yang disandang oleh tokoh publik tersebut. 

Menjelang akhir wawancara, Bahren, M.A. menyampaikan harapannya bagi dosen-dosen Fakultas Ilmu Budaya agar bisa masuk dan meraih berbagai kategori anugerah yang ada di lingkungan Universitas Andalas.

Dokumentasi lainnya:

Reporter: Fithryah Amirah Karini

Fotografer: Ina Widya dan Ahmad Zikri

Referensi:

Karini, Fithryah Amirah. (2021, 1 Oktober). Pramono, M.Si., Ph.D., Dosen FIB Unand Berkongsi Pengalaman Seputar Desain Motif Batik dari Iluminasi Naskah Minangkabau. Fib.unand.ac.id. https://fib.unand.ac.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=946:pramono-m-si-ph-d-dosen-fib-unand-berkongsi-pengalaman-seputar-desain-motif-batik-dari-iluminasi-naskah-minangkabau&Itemid=361

 

14 Maret 2023

FIB – Selasa, 7 Maret 2023, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas baru saja merayakan hari jadinya yang ke-41 di Ruang Seminar FIB dengan mengangkat tema Basamo Mako Menjadi. Acara ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB tanpa adanya kendala.

“Tema ini membutuhkan kerja sama kita bersama, terkhusus di kalangan internal Fakultas Ilmu Budaya. Silaturahmi dan kebersamaan sangat dibutuhkan untuk mencapai visi dan misi FIB ke depan. Perlu diingat bahwa FIB ini adalah semacam mercusuar di Sumatera Barat tentang kajian-kajian budaya. Tidak hanya di Sumatera Barat tetapi juga di Indonesia kita menjadi acuan dan patokan. Bahkan banyak pengajar-pengajar kita yang dipakai dimana-mana hari ini. Oleh sebab itu, hilangkanlah perbedaan di antara kita, mari kita bersatu,” ungkap Prof. Dr. Herwandi, M.Hum., Dekan Fakultas Ilmu Budaya dalam pidatonya.

Acara Dies Natalis FIB yang ke-41 ini dimulai dengan penampilan dari UKMF Bengkel Seni Tradisional Minangkabau yang menyuguhkan Tari Pasambahan. Acara ini kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan disambung dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Osfi Ulya Azzahra. Aulia Rahman, S.S., M.A., selaku ketua panitia Dies Natalis FIB berkesempatan untuk menyampaikan laporannya dalam acara ini.

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya melainkan terdapat juga tamu-tamu penting yang hadir di hari jadi FIB ke-41 seperti Kepala Sekretariat Gedung Joeang 45, Bundo Kanduang Sumatera Barat, Ketua LKAM Sumatera Barat, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Kepala Museum Adityawarman, Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Ketua Balai Pelestarian Nilai Budaya, dan lain-lain.

Acara Dies Natalis tahun ini dilaksanakan dengan orasi ilmiah yang disampaikan oleh salah seorang dosen Sastra Minangkabau, Dr. Herry Nur Hidayat, M.Hum. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Minangkabau Menggugat, Dr. Herry Nur Hidayat menyampaikan kondisi Minangkabau dari waktu ke waktu berdasarkan hasil pengamatannya. Ia juga menyoroti representasi Minangkabau yang ada di beberapa film Indonesia yang bermuatan Minangkabau dalam orasi ilmiahnya.

Selama 41 tahun perjalanannya, Fakultas Ilmu Budaya Unand telah meraih pencapaian-pencapaian yang gemilang, baik dari segi akademis maupun tri dharma perguruan tinggi. Pada tahun 2022 kemarin, Fakultas Ilmu Budaya Unand dinobatkan sebagai Fakultas Terproduktif di Universitas Andalas. Beberapa pencapaian yang diraih oleh FIB selama tahun 2022 di antaranya adalah peringkat I Kategori Fakultas Terproduktif Publikasi Artikel Media Massa, Peringkat I Kategori Fakultas Terproduktif HKI Hak Cipta, dan Peringkat III Kategori Fakultas Terproduktif Publikasi Artikel Ilmiah Sosial dan Humaniora.

Lebih lanjut, dalam acara Dies Natalis ini, Fakultas Ilmu Budaya juga memberikan penghargaan kepada 3 dosen, 3 mahasiswa, 3 tenaga kependidikan PNS, dan 3 tenaga kependidikan non PNS yang telah berkontribusi dalam membangun, memajukan, dan mengharumkan nama fakultas ini.

Pramono, Ph.D. dinobatkan sebagai dosen berprestasi satu Fakultas Ilmu Budaya dimana ia merupakan salah satu dosen produktif yang memiliki KHI Hak Cipta yang cukup banyak. AdapunYudhi Andoni,S.S., M.A. dan Bahren, S.S., M.A. menjadi dosen berprestasi dua dan tiga Fakultas Ilmu Budaya atas publikasi artikel media massa yang mereka tulis.

Lebih lanjut, Fakultas Ilmu Budaya juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada tiga mahasiswa berprestasi tahun 2022, di antaranya adalah Rizki Junando Sandi dari program studi Sastra Indonesia 2019, Yevis Haritsyah dari program studi Sastra Inggris 2019, dan Nala Aqlima Repa dari program studi Sastra Jepang 2019.

Adapun penghargaan dan apresiasi turut diberikan kepada tenaga kependidikan PNS dan Non PNS Fakultas Ilmu Budaya, di antaranya adalah Sofendri, S.E., Reza Fahmi, Syamsuarli, Riki Satria, Khairum Rahmi, S.P., M.Si., dan Ermi Yanti.

Acara ini kemudian diteruskan dengan penampilan dari mahasiswa FIB yang diawali dengan sebuah monolog berjudul Balada Sumarah oleh Silva Darmayani dari UKMF Teater Langkah. Penampilan berikutnya berupa Tari Piring oleh UKMF Bengkel Seni Tradisional Minangkabau. Acara ini kemudian dilanjutkan dengan pidato sekaligus penutupan oleh Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Reporter: Fithryah Amirah Karini

Fotografer: Ina Widya

Dokumentasi lainnya:

14 Maret 2023

FIB – Prof. Dr. Herwandi, M.Hum., Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas berkesempatan untuk menyampaikan pidatonya pada acara Dies Natalis FIB ke-41 yang diselenggarakan pada hari Selasa, 7 Maret 2023 di Ruang Seminar FIB. Pidato ini ia sampaikan setelah penampilan Tari Piring yang dipersembahkan oleh para mahasiswa UKMF Bengkel Seni Tradisional Mahasiswa (BSTM).

“Hari ini, Selasa, 7 Maret 2023, kita melaksanakan acara peringatan Dies Natalis FIB Universitas Andalas yang ke-41. Kalau diibaratkan, usia 40-an itu adalah usia yang sangat energik-energiknya, penuh dengan kreativitas-kreativitas, kemudian penuh juga dengan dinamika-dinamika yang terjadi,” ujar Prof. Dr. Herwandi saat mengawali pidatonya.

Dalam pidatonya tersebut, Prof. Dr. Herwandi menyampaikan sejarah singkat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Ia menerangkan bahwa fakultas ini sebelumnya bernama Fakultas Sastra yang berdiri pada tanggal 7 Maret 1982 dan berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya pada tahun 2011. Ia menambahkan bahwa perubahan nama Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya dilakukan dengan tujuan untuk menempatkan fakultas ini pada strata yang sesuai dengan pakem keilmuan di Indonesia pada waktu itu. “Perubahan nama tersebut sengaja dilakukan untuk memposisikan fakultas ini berada pada atmosfir dan keilmuan Indonesia bahkan keduniaan pada waktu itu,” terang Prof. Herwandi dalam pidatonya.

Lebih lanjut, dalam pidatonya, Prof. Dr. Herwandi menjelaskan bahwa Dies Natalis FIB yang ke-41 ini mengangkat tema “Basamo Mako Menjadi”. Tema Dies Natalis FIB yang ke-41 ini mengedepankan silaturahmi dan kebersamaan guna meningkatkan daya saing civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas. Tema ini dipilih berdasarkan pada sebuah pengamatan dimana semua lembaga tidak bisa berdiri sendiri dan diperlukan jalinan kerja sama baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional untuk mempertahankan eksistensi dan performa suatu lembaga.

Pada Dies Natalis FIB tahun ini, Prof. Dr. Herwandi menerangkan bahwa pihak Fakultas Ilmu Budaya menaruh fokus pada pertumbuhan dan perkembangan civitas akademika di fakultas tersebut. Pada tahun lalu, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas telah melakukan pelatihan penulisan artikel ilmiah beberapa kali untuk memfasilitasi para dosen FIB dalam hal meningkatkan  performa mereka.

Prof. Dr. Herwandi menambahkan bahwa kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah ini akan terus dilakukan oleh FIB ke depannya guna meningkatkan publikasi di fakultas tersebut baik secara kuantitas maupun kualitas. Selain itu, Prof. Dr. Herwandi menuturkan bahwa pihak FIB juga akan turut memfasilitasi para dosen dalam hal mempublikasikan buku-buku yang mereka tulis.

“Pada tahun 2023 ini kita sudah mewajibkan juga 6 program studi didaftarkan untuk akreditasi internasional FIBAA, di antaranya adalah Sastra Minangkabau, Sastra Inggris, Sejarah S1, Sejarah S2, Sastra S2, dan Linguistik S2. Insya Allah, dengan kebersamaan tersebut, kita dapat melakukan itu semua,” ungkap Prof. Dr. Herwandi.

Dalam pidatonya tersebut, Prof. Dr. Herwandi menerangkan bahwa Fakultas Ilmu Budaya berencana mengirimkan beberapa mahasiswanya untuk mengikuti program magang di Negeri Sembilan, Malaysia, selama kurang lebih 4 bulan. Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa Fakultas Ilmu Budaya juga berencana untuk mengirimkan beberapa dosennya untuk melakukan pengabdian masyarakat di Negeri Sembilan, Malaysia.

Reporter: Fithryah Amirah Karini

Fotografer: Ina Widya

08 Maret 2023

Ikatan alumni Sastra Inggris, Unand akhirnya terbentuk setelah Prodi Sasing ini berdiri sejak 1982. Lebih 40 tahun baru 4 Maret 2023 kemarin terbentuk dengan hasil bulat musyawarah dan mufakat. Alhasil, Drs. Yasmon, M.L.S, alumnus Sastra Inggris Unand Angkatan 1987 yang sekarang menjabat Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang, Dirjen Kekayaan Intelektual, Kemenkumham disetujui dan diangkat sebagai Ketua Umum IKA SASING UNAND hasil Mubes I yang berlangsung maraton dari sejak pagi hingga usai malam pukul 20.00 WIB, Sabtu 4 Maret 2023. Mubes ini sendiri dibuka dengan sambutan Ketua Panitia Dr. Dian Rianita, M.A., lalu sambutan oleh Kaprodi Sasing Unand Novalinda, S.S., M.Hum dan secara resmi dibuka oleh Ketua IKA FIB UNAND, H.Hidayat S.S., M.Hum. Mubes ini dihadiri oleh lebih 50 orang yang terdiri atas wakil angkatan dan peninjau. Hidayat dalam sambutannya mengungkapkan keprihatiannya karena Sasing Unand di FIB yang satu-satunya belum memiliki organisasi ikatan alumni padahal prodi ini dikenal sangat bergengsi dibanding prodi-prodi lain. Apakah ketiadaan organisasi ini yang membuat geliat relasi antara prodi dan pengguna lulusan terlihat kendor sehingga akreditasinya tidak mencapai puncak? Poin ini menjadi perhatian pula dalam Mubes itu.]

Setelah melewati proses beberapa bulan sejak akhir tahun 2022, tibalah saatnya untuk proses penentuan kandidat calon Ketum. Berdasarkan hasil syarat dan ketentuan kandidat ketua umum yang ditepatkan panitia pemilihan, hanya 2 kandidat yang memenuhi syarat dan berhasil ditetapkan yaitu Drs. Yasmon, M.L.S dengan no urut 1 dan Dr. Sailal Arimi, M.Hum dengan nomor urut 2. Bakal Calon a.n Sdr Michael Davincy (Angkatan 2001) gugur karena tidak lolos screening Panitia Perwakilan Alumni.

Acara puncak MUBES dengan agenda pokok Pemilihan Ketua IKA dan menetapkan AD/ART IKA SASING UNAND dan mencari figur yang dapat memimpin 4 tahun ke depan itu bukan tanpa proses yang panjang. Konteks ranah Minang yang dikenal dengan orang-orangnya beradat dan berdemokrasi telah dipraktikkan kembali dari Mubes tersebut. Mubes bisa terlaksana berkat fasilitas grup whatsapp yang dapat menghimpun alumni dari belahan dunia mana saja. Kalau dihitung jumlah alumni prodi sejak 1982 ini niscaya sudah mencapai lebih 1000 lulusan. Demikian sudah nyaris separohnya telah terhimpun dalam grup whatsapp dalam beberapa bulan sejak grup ini dibuat. Karena itulah menuangkan gagasan Mubes jadi lebih realistis walaupun tidak mudah tentunya.

Menariknya perjalanan demokrasi ini, konon pembentukan embrio IKA SASING Unand sudah terlihat tahun 2015 bahkan Sdr Yasmon telah ditunjuk atau di-fiet acompli oleh Prodi Sasing waktu ada pertemuan di Padang. 7 tahun kemudian, 2023 setelah hampir 500an orang terkumpul dalam wadah alumni di media sosial ini, maka MUBES I bisa dilaksanakan. Tidak mudah dan tidak serba instan proses untuk membentuk Ikatan Alumni ini. Awalnya dibentuk panitia adhoc yang berasal dari perwakilan setiap angkatan, ada 50 wakil. Agenda panitia adhoc ini menyiapkan draf AD/ART dan menggodok proses dan tahapan nominasi Kandidat Ketua Umum. Kemudian rekomendasi dari panitia adhoc ini membentuk panitia kecil Mubes yang terdiri atas 10 orang. Panitia Mubes menyiapkan agenda rapat bersama Prodi dengan perangkat daringnya.

Pada hari H Mubes, direkomendasikan AD/ART untuk kemudian dibahas, dikoreksi, lalu ditetapkan. Penetapan AD/ART ini pun perlu melewat fase legal scrubbing dan language scrubbing, yaitu fase yang memeriksa produk hukum secara tepat dan produk bahasa yang baku. Mubes yang berlangsung sejak pukul 8.00 pagi ini baru berakhir pukul 14.00 untuk agenda AD/ART. Kemudian dilanjutkan dengan agenda Tata Tertib Pemilihan ketua umum dengan menetapkan ketua sidang.

Setelah kedua kandidat melakukan musyawarah mereka menyepakati Sdr Yasmon untuk menjadi ketua IKA. Pimpinan sidang membacakan hasil keputusan tersebut bahwa ketua IKA Sasing UNAND 2023-2027 adalah Drs. Yasmon, M.L.S. Sidang kemudian merapatkan siapa yang duduk dalam dewan pengawas, dewan pembina, dewan penasehat, dan formatur untuk menentukan personalia kepengurusan. 5 Formatur yang ditetapkan adalah ketua umum sendiri Drs. Yasmon, M.L.S., Dr. Sailal Arimi, M.Hum. (Kandidat Ketum), Yusmarni Djalius, Ph.D. (Alumni Tertua), Mita Handayani, S.Hum (Alumni termuda), dan Dr. Dian Rianita, M.A. (Pimpinan Sidang/ Ketua Panitia Mubes).

Terpilihnya Ketua Umum IKA Sastra Inggris FIB Unand menjawab harapan banyak alumni agar ada wadah yang dapat dijadikan media untuk meningkatkan dan mengembangkan almamater.  Disampaikan Vidya bahwa mengenyampingkan perbedaan adalah lebih elegan sehingga semua alumni yang tergabung dalam IKA ini merasa menang semuanya, ‘I think the ultimate winners here are all of us who have graciously put aside our differences. So, bravo to all of us!’

Dian Rianita Angkatan 88, Pimpinan Sidang Mubes menyampaikan rasa lega dan bersyukur dengan sudah selesainya pelaksanaan mubes.  Ditambahkan oleh Dian bahwa “dengan proses yang dijalani lewat musyawarah dan mufakat, maka disini tidak ada menang kalah. Yang ada adalah semua menang, termasuk panitia dan perwakilan serta kita semua.Pada akhirnya sama-sama bisa berjalan beriringan dengan langkah tegak. Jadi mungkin ucapan yang lebih tepat adalah Selamat kepada kakanda Yasmon yang menjadi Ketua IKA Sasing 2023-2027.”

Kaprodi Sasing UNAND Novalinda juga menyampaikan ucapannya selamatnya kepada ketua terpilih. Di akhir acara, Yusmarni Djalius, M.A., Ph.D  yang biasa dipanggil dengan Ni Man dan juga mantan Kaprodi Sasing ini menyampaikan selamat. “Congratulations Ketua IKA semoga berjaya membawa panji-panji IKA SASING UNAND dan menjadikan IKA sebagai perekat silaturahmi alumni dan pendorong kejayaan Sasing dan UNAND.

08 Maret 2023

FIB—Fakultas Ilmu Budaya Unand telah mengadakan pengabdian kepada masyarakat di Pantai Padang pada hari Minggu, 5 Maret 2023. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan bagian dari rangkaian Dies Natalis FIB Unand ke-41 dengan mengusung tema “Bersih-Bersih Pantai Padang, Basamo Mako Menjadi”.

Acara ini diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa angkatan 2022 Fakultas Ilmu Budaya yang berasal dari semua prodi, di antaranya prodi Sastra Inggris, prodi Sastra Jepang, prodi Sastra Indonesia, prodi Sastra Minangkabau, dan prodi Ilmu Sejarah. Kegiatan ini juga melibatkan Himpunan Mahasiswa (HIMA) dari masing-masing prodi serta panitia yang terdiri dari dosen-dosen dan beberapa tendik FIB Unand.

“Kegiatan pengabdian masyarakat ini bagian dari Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas yang ke-41 dan bukan hanya bersih-bersih pantai saja yang akan kita laksanakan, tetapi nanti juga ada bakti sosial berupa penyerahan pakaian-pakaian layak pakai ke Dinas Sosial, kemudian pemberian buku ke Perpustakaan Daerah sebagai bentuk membangun literasi,” tutur Alex Darmawan, S.S., M.A. selaku ketua panitia acara.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.30 WIB dengan titik kumpul di Masjid Al-Hakim yang merupakan lokasi awal pengabdian. Dalam kegiatan ini, Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. selaku Dekan FIB Unand turut kata sambutan. Selain itu, acara ini dibuka secara resmi melalui pemukulan gendang yang dilakukan oleh jajaran dekan FIB Unand.

Setelah pembukaan secara resmi, semua peserta yang terlibat dalam kegiatan ini langsung ditugaskan untuk membersihkan rute perjalanan yang mereka tempuh dari sampah-sampah yang ada. Masing-masing peserta diberikan sepasang sarung tangan dan plastik biru besar untuk memungut sampah-sampah yang ada. Adapun rute pengambilan sampah-sampah ini dimulai dari Masjid Al-Hakim dan berakhir di Kantor Dinas Kebudayaan Sumatera Barat.

Sampah hasil pungutan tersebut nantinya akan dihitung untuk mengetahui jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan oleh masing-masing prodi. Tercatat, Sastra Jepang berhasil mengumpulkan 56 kantong sampah, Sastra Indonesia berhasil mengumpulkan 45 kantong sampah, Sastra Inggris berhasil mengumpulkan 42 kantong sampah, Ilmu Sejarah berhasil mengumpulkan 24 kantong sampah, dan Sastra Minangkabau berhasil mengumpulkan 12 kantong sampah.

Setelah kegiatan memungut sampah-sampah di rute perjalanan yang dilewati, para peserta diajak untuk mengikuti lomba yel-yel dan lomba transfer balon per prodi. Beberapa dari peserta juga mendapatkan door prize melalui undian. Adapun lomba transfer balon ini diadakan untuk masing-masing peserta perempuan dan juga laki-laki.

Kegiatan ini diakhiri dengan agenda makan bersama para peserta yang terlibat di lapangan Kantor Dinas Kebudayaan Sumatera Barat. Lanjutan daripada kegiatan ini adalah bakti sosial berupa pemberian pakaian-pakaian layak pakai ke Dinas Sosial dan buku-buku ke Kantor Perpustakaan Daerah.

Dokumentasi lainnya:

15 Februari 2023

FIB – Pada hari Selasa, 7 Februari 2023 telah diselenggarakan acara kuliah umum dengan topik “Polish Culture within Europe: in Search of Identity”. Acara ini diselenggarakan secara luring di ruang sidang FIB dan disiarkan secara langsung melalui aplikasi Zoom. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Unand, bekerjasama dengan Nicolaus Copernicus University, Torun, Polandia, dan dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa FIB Unand. Acara ini menghadirkan Dr. Rafal Beszterda sebagai narasumber. Adapun Diah Tyahaya Iman, M.Litt., Ph.D. menjadi moderator sekaligus penerjemah lisan materi kuliah umum ini.

Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. selaku Dekan FIB Unand berkesempatan untuk memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara kuliah umum. Dalam kata sambutannya, Prof. Herwandi menyampaikan harapannya agar kegiatan kuliah umum  dapat sering dilakukan dan juga menghadirkan dosen-dosen lain dari Nicolaus Copernicus University sebagai pembicara dalam acara kuliah umum FIB berikutnya sehingga kerjasama antar kedua belah pihak semakin kuat dan erat. 

Rika Handayani, M.AAPD., M.Hum. selaku ketua panitia acara kuliah umum ini juga berkesempatan untuk menyampaikan kata sambutannya.

“Kuliah umum pada kali ini mengambil tema tentang identitas orang-orang Polandia sebagai bagian dari masyarakat Eropa, topik yang sangat menarik untuk kita bahas dan menurut saya hal ini juga nanti bisa kita analisis bersama dalam kacamata kita sebagai orang Indonesia dan juga dalam kacamata kita sebagai orang Minangkabau. Kita berharap melalui kuliah umum ini kita dapat belajar lebih banyak dan berdiskusi secara mendalam tentang identitas Polandia.” Ungkap Rika Handayani dalam kata sambutannya.

Kuliah umum ini disampaikan oleh dosen dari Departemen Etnologi dan Antropologi Budaya, Nicolaus Copernicus University. Dalam kuliahnya, Dr Rafal Beszterda menyampaikan bahwa identitas Polandia tidak hanya bisa dipahami dari kacamata orang Polandia sebagai warga negara melainkan ada elemen-elemen lain yang perlu dilihat seperti bahasa, perubahan populasi, struktur sosial, serta faktor internal dan eksternal lainnya. Menurutnya memahami peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi di Polandia juga turut membantu dalam mempelajari identitas orang Polandia. Ia turut menyampaikan bahwa keindahan alam di Polandia dianggap sangat romantis dan artifisial serta pentingnya hutan bagi orang di Polandia, khususnya pada abad ke-10. Kehidupan di Polandia pada masa tersebut kental dengan suasana pedesaan (rural) dikarenakan wilayah tersebut yang memiliki banyak hutan.  

Dr. Rafal Beszterda turut menyinggung sejarah tentang kepemilikan tanah di Polandia di masa lalu dimana kekayaan mereka dihitung dari aset fisik yang mereka miliki seperti rumah cerobong asap, castle, dan perkampungan (villages). Ia menambahkan bahwa para tuan tanah atau orang-orang aristokrat ini memiliki kemampuan untuk mempekerjakan para petani di tanah atau ladang milik mereka guna dikelola. Ia juga menyoroti titik dimana kehidupan para petani pada masa tersebut menjadi sangat berat karena mereka bekerja dalam waktu yang sangat panjang dan kekurangan fasilitas penunjang hidup seperti listrik, air, dan toilet. Lebih lanjut, Dr. Rafal Beszterda menambahkan bahwa anak laki-laki paling tua di Polandia memiliki kewajiban untuk mengurus ladang milik orangtua mereka, baik di bidang pertanian maupun peternakan.

Acara kuliah umum yang berlangsung lebih dari dua jam ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Dalam sesi tanya jawab sendiri para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi yang mana ditunjukkan melalui berbagai pertanyaan yang mereka ajukan kepada narasumber kuliah umum ini. Acara kuliah umum ini diakhiri dengan sesi foto bersama dengan para peserta yang hadir di ruang sidang FIB Unand.

Dokumentasi lainnya:

Reporter: Fithryah Amirah Karini

 

15 Februari 2023

Rizki Junando Sandi dan Amelia Fortuna sebagai pembicara acara seminar yang diselenggarakan oleh Humas FIB Unand

FIB – Humas Fakultas Ilmu Budaya Unand baru saja menggelar acara seminar dengan tema “Public Speaking and Confidence” pada Rabu, 08 Februari 2023 secara luring di ruang seminar FIB. Acara seminar ini berlangsung dari pukul 09.00 WIB sampai selesai. Seminar ini menghadirkan Rizki Junando Sandi dan Amelia Fortuna sebagai narasumber yang membagikan pengalaman mereka sebagai master of ceremony di beberapa kegiatan, baik di skala nasional maupun internasional. Acara ini terbuka untuk masyarakat umum dan dihadiri oleh para mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan di Universitas Andalas. Dilansir lebih lanjut, acara seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk bergabung menjadi bagian dari tim Humas FIB bagi calon aggota baru.

Dalam acara seminar ini, Dr. Ike Revita, M.Hum., Wakil Dekan I FIB Unand berkesempatan untuk memberikan kata sambutannya. Dalam kata sambutannya, Dr. Ike Revita, M.Hum. menyampaikan bahwa Humas FIB adalah salah satu media untuk memperoleh pengalaman serta meraih dan mengasah soft skills. Selain itu, Dr. Ike Revita, M.Hum. turut menambahkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan dan kemampuan, yang menentukan hanya pada tingkat kemauan.

Dalam seminar ini, Rizki Junando Sandi (Nando) sebagai pembicara pertama menyampaikan materi tentang kemampuan berbicara di depan umum. Dalam penyampaian materinya, Nando menjelaskan bahwa public speaking tidak hanya sekadar berbicara saja, melainkan juga diperlukan kemampuan untuk menarik perhatian audiens ketika berbicara di hadapan publik. Selain itu, Nando turut membocorkan tips-tips dalam mengasah kemampuan public speaking berdasarkan pengalamannya, salah satunya adalah memperhatikan bahasa tubuh (gestures) dan penampilan fisik (physical appearance). Ia memaparkan bahwa kedua hal tersebut mesti disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana suatu acara berlangsung (formal atau informal) karena akan memengaruhi performa di atas panggung.    

Lebih lanjut, Nando turut menyinggung tentang cara mengatasi rasa kecemasan ketika hendak berbicara di hadapan banyak orang.

“Cara menghadapi dan menanggulangi cemas yang berlebihan ada banyak. Salah satunya kalau saya biasanya menarik napas dalam-dalam terus kalau ada musik, saya biasanya ikut joget-joget, ataupun mungkin menggerakkan jari saya. Itu tergantung dari pribadi kita masing-masing. Jadi untuk menghadapi kecemasan dan insekuritas, kita akan memiliki metode masing-masing untuk menghadapi hal tersebut.” ujar Nando.

Nando juga menekankan pentingnya praktik dalam mengasah keterampilan public speaking. “Untuk menjadi seorang public speaker, motivator, ataupun sebagainya mesti membutuhkan yang namanya latihan dan praktik. Bahkan presentasi di kelas pun, pasti teman-teman juga latihan dulu sama teman sekelompok. Latihan membuat kita lebih paham, practice makes you perfect. Kita perhatikan terus apa yang kita sampaikan. Itu akan menjadi sesuatu yang menyempurnakan public speaking kita.” tekan Nando.

Adapun Amelia Fortuna (Amel) sebagai pembicara selanjutnya menyampaikan materi tentang kepercayaan diri. Dalam penyampaian materinya, Amel menjelaskan bahwa setiap orang pernah berada di fase tidak percaya pada diri sendiri. Ia memaparkan beberapa hal yang membuat seseorang merasa tidak percaya diri, salah satunya adalah cenderung mebanding-bandingkan diri dengan orang lain.

“Sebenarnya, membanding-bandingkan diri itu tidak salah. Yang salah adalah ketika mebanding-bandingkan diri itu mengarah ke dampak yang negatif. Terkadang kita cenderung membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain yang akhirnya ada pikiran kepada diri kita bahwa kita adalah orang yang tidak berguna, tidak bisa melakukan apa, dan mempertanyakan diri sendiri yang begitu-begitu saja,” tutur Amel.

Amel mengatakan bahwa media sosial merupakan pemicu utama yang mendorong timbulnya kebiasaan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Ia menambahkan bahwa salah satu solusi agar tidak membandingkan diri dengan orang lain adalah dengan membatasi penggunaan sosial media.  Lebih lanjut, Amel mengajak para peserta untuk membandingkan diri versi sekarang dengan diri versi kemarin daripada membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

“Fokus kepada diri sendiri dulu, dalam artian upgrade apapun yang teman-teman punya. Teman-teman passion-nya dimana, yaudah fokus aja kesitu. Fokus dulu ke passion kita karena ketika kita udah tahu passion kita apa, kita udah tahu dengan tujuan kita. Ketika tujuan sudah tahu, disitulah teman-teman akan mudah melakukan dan melaksanakan apapun yang teman-teman mau.” ajak Amel.

“Orang yang percaya diri adalah orang yang berani mengambil risiko. Ketika kita berani mengambil risiko, artinya kita berani dan mendapatkan kesempatan untuk maju dan meng-upgrade diri kita.” Tutup Amel.

Acara seminar yang berlangsung kurang lebih dua jam ini diadakan secara interaktif. Sesi penyampaian materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab kepada kedua pembicara dari para peserta. Acara seminar ini diakhiri dengan sesi foto bersama para hadirin.

Dokumentasi lainnya:

Dr. Ike Revita, M.Hum. menyampaikan kata sambutannya

Rizki Junando Sandi menyampaikan materi tentang public speaking

Amelia Fortuna menyampaikan materi tentang confidence

Foto bersama narasumber, panitia acara, dan para peserta

Reporter: Fithryah Amirah Karini

18 Januari 2023

 

FIB – Wisuda tingkat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas periode VI tahun 2022 kembali diselenggarakan pada 14 Januari 2023 di ruang seminar FIB. Acara wisuda ini dihadiri langsung oleh para wisudawan/wisudawati beserta masing-masing orangtua, dekan dan jajarannya, para ketua prodi, alumni FIB Unand, dan tamu undangan lainnya.

Acara wisuda ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan disambung dengan mengheningkan cipta yang dipimpin langsung oleh Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Herwandi, M.Hum.

Adapun pembukaan Acara Wisuda Tingkat Fakultas Ilmu Budaya Periode VI Tahun 2022 ini dilakukan langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-qur’an oleh Osfi Ulya Azzahra. Rangkaian acara selanjutnya berupa pembacaan nama-nama wisudawan/wisudawati FIB Unand oleh ketua prodi, pemindahan jambul oleh Dekan FIB, dan penyerahan ijazah oleh Wakil Dekan I FIB.

Tercatat terdapat sekitar 76 mahasiswa baik dari jenjang Strata 1 maupun Strata 2 yang lulus pada acara wisuda fakultas periode ini. Pada periode ini, Fakultas Ilmu Budaya meluluskan 10 wisudawan/wisudawati untuk jenjang Strata 2, di antaranya Magister Linguistik sebanyak 4 orang, Magister Kajian Sejarah sebanyak 2 orang, Magister Sastra sebanyak 4 orang. Selain itu terdapat 66 mahasiswa S1 yang lulus pada acara wisuda periode ini, di antaranya Prodi Sastra Inggris sebanyak 23 orang, Prodi Ilmu Sejarah sebanyak 5 orang, Prodi Sastra Indonesia sebanyak 6 orang, Prodi Sastra Minangkabau sebanyak 17 orang, dan Prodi Sastra Jepang sebanyak 15 orang.

Dalam Acara Wisuda Tingkat Fakultas Ilmu Budaya Periode VI Tahun 2022 ini, Sarah Jihan Pasya dari Prodi Sastra Jepang berhasil menjadi wisudawati S1 terbaik pada periode ini dengan skripsi berjudul “Analisis Majas Personifikasi pada Lirik Lagu dalam Album Gates of Heaven kaya Do As Infinity” serta meraih IPK 3,92. Adapun Sufi Anugrah, S.Hum., lulusan Magister Sastra menjadi wisudawati S2 terbaik pada periode ini dengan tesis berjudul “Peran Penampil dalam Sastra Lisan: Analisis Bentuk Pertunjukan Bagurau Saluang Dendang di Kecamatan Lima Kaum” serta memperoleh IPK 3,97. Dua wisudawati terbaik ini kemudian mendapatkan piagam penghargaan dari Dekan FIB Unand dan didampingi oleh Wakil Dekan I FIB Unand.

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Surat Keputusan tentang Bintang Aktivis Kampus dan Aktivis Kampus. Terdapat 3 mahasiswa yang menjadi Bintang Aktivis Kampus dan 4 mahasiswa yang menjadi Aktivis Kampus. Mereka juga turut memperoleh penghargaan oleh Dekan FIB Unand dan didampingi oleh Wakil Dekan III FIB Unand.

Pada acara wisuda ini, Sarah Jihan Pasya selaku wisudawati terbaik tingkat fakultas periode VI tahun 2022 berkesempatan untuk memberikan kata sambutannya, “Rekan-rekan wisudawan yang berbahagia, hari ini bukanlah akhir dari perjuangan kita. Hari ini bukanlah akhir dari mimpi kita, tapi hari ini adalah awal dari perjuangan lain yang telah menanti kita. Banyak hal yang harus kita garap untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Banyak sekali permasalahan bangsa yang hari ini semakin menumpuk. Kita akan hadir dan menjadi solusi bagi permasalahan tersebut. Apapun profesi yang kita geluti nantinya, berikanlah sebesar-besarnya kontribusi terhadap profesi kita tersebut.” Kata sambutan juga turut diberikan oleh Presiden Negara Mahasiswa FIB Unand, perwakilan orangtua wisudawan, dan perwakilan ikatan alumni FIB.

Adapun Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas turut berkesempatan memberikan kata sambutannya, “Saya ucapkan selamat kepada Bapak/Ibu semua dan pesan kepada ananda wisudawan hari ini, jangan takut untuk berhadapan dengan dunia ril di luar sana. Pesan dari alumni kita tadi bahwa banyak sebetulnya peluang yang bisa kita ambil yang sebetulnya berbekal dari kreativitas kita semua. Oleh sebab itu, ananda wisudawan harus kreatif untuk mengembangkan diri,harus kreatif untuk mencari peluang-peluang, dan harus kreatif untuk memanfaatkan peluang yang ada,” tutur Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. pada sambutan Wisuda Periode VI FIB Tahun 2022.

Acara Wisuda Periode VI Tingkat FIB Unand Tahun 2022 ini ditutup dengan penyerahan wisudwan/wisudawati oleh Dekan kepada perwakilan alumni S. Metron, S.S. dan doa bersama yang dipandu oleh Muhammad Salim.

 

Dokumentasi lainnya:

Reporter: Fithryah Amirah Karini

29 Desember 2022

FIB—Sosialisasi dan diskusi kelompok terarah Khasanah Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) dengan tema "Peran Perguruan Tinggi Dalam Pelestarian Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) Provinsi Sumatera Barat" diselenggarakan pada Jumat, 23 Desember 2022 di Ruang Seminar FIB Universitas Andalas. Acara tersebut dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan, Dosen, Tim Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Mahasiswa dan Umum.

Acara dibuka dengan sambutan Dekan FIB di Ruang Seminar FIB, dalam sambutannya Prof. Dr. Herwandi, M.Hum mengucapkan berbahagia dan terima kasih kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat yang memilih Fakultas Ilmu Budaya Unand menjadi host dalam acara sosialisasi dan diskusi kelompok terarah Khasanah Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI).

Selanjutnya, sesi pertama acara tersebut dimoderatori oleh Adit Dermawan, S.Hum., M.Hum. dari Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat. Narasumber dalam sosialisasi dan diskusi kelompok terarah Khasanah Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) yaitu Prof. Dr. Herwandi, M.Hum. Ahli Arkeologi FIB Unand, Pramono, S.S., M.Si, P.hD., Ahli Filologi dan Pernaskahan Kuno FIB Unand dan Aprimas, S.Pd., M.Pd. Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.

Diskusi diawali oleh pengantar dari Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau Aprimas, S.Pd., M.Pd. “Kegiatan Sosialisasi dan diskusi kelompok terarah Khasanah Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) telah direncanakan sudah lama oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat. Hal ini didasarkan pada pentingnya pengetahuan warisan budaya benda dan takbenda maupun cagar budaya.” ungkapnya. Dalam pengusulan warisan budaya Indonesia tidak terlepas dari perguruan tinggi hal ini berkaitan dengan kajian-kajian warisan budaya benda maupun takbenda. Kerjasama diharapkan dengan peguruan tinggi untuk mengusulkan warisan budaya baik itu dari dinas kebudayaan kabupaten/kota maupun provinsi.

Pembicara kedua yaitu Prof. Dr Herwandi, M.Hum membicarakan Peran Fakultas Ilmu Budaya Unand dalam Pelestarian Warisan Budaya Tak Benda. Warisan budaya dibagi menjadi dua yaitu warisan budaya benda (tangible) yaitu warisan budaya yang berbentuk fisik seperti Rumah Gadang, Lesung Batu, Patung, Candi dll. Tetapi disamping itu ada warisan budaya takbenda (intangible). Prof. Dr. Herwandi menyampaikan terdapat tiga tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu aspek penting dalam hal ini yaitu penelitian. Penelitian dapat dilakukan oleh berbagai Departemen di FIB seperti Departemen Sastra dan Budaya, Departemen Linguistik dan Departemen Sejarah. Sejumlah gagasan penelitian Warisan Budaya Tak Benda dapat dijadikan objek penelitian antara lain Tradisi Lisan dan ekspresi, Seni, Adat Istiadat Masyarakat, Keterampilan dan Kemahiran. Kajian-kajian dalam objek penelitian tersebut dapat berbentuk laporan, publikasi, rekomendasi dan hilirisasi yang dihubungkan dengan masyarakat luas sehingga dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat.

Ahli Filologi dan Pernaskahan Kuno Bapak Pramono, S.S., M.Si., P.hD. bicara mengenai Potensi-Potensi Tema Riset dan Pengabdian Masyarakat. Dalam pemaparannya disebutkan bahwasannya Rendang menjadi salah satu Warisan Budaya Takbenda yang bepotensi untuk didaftarkan dalam Warisan Budaya Takbenda Dunia. Namun, Rendang belum didaftarkan sebab masih adanya antrian warisan budaya Indonesia lainnya dalam pendaftaran warisan budaya takbenda UNESCO. Kriteria penetapan untuk menjadi warisan budaya yaitu limit tradition, memori kolektif yang berkaitan dengan pelestarian alam, lingkungan yang berguna bagi manusia dan kehidupan. Menurutnya, salah satu yang berpotensi warisan budaya takbenda Nasional dan Dunia yaitu Legenda Rimbo Tolang yang ada di Dharmasraya. Selain itu ada Matrilineal yang dapat didaftarkan bersama Tiongkok, India, dan lainnya dan Randang. Ada 6 program prioritas yang dapat dilakukan dalam pemajuan kebudayaan seperti desa pemajuan kebudayaan, jalur rempah, repatriasi cagar budaya, media kebudayaan, advokasi masyarakat adat dan BLU Museum.

Sesi terakhir dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh Surya Sovika alumni Sastra Indonesia tahun 2015. Narasumber Nur Ahmad Salman Herbowo, S.Hum. berbicara mengenai upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam pelestarian WBTb. Menurutnya mahasiswa dapat mempelajari dan memperhatikan warisan budaya tak benda dengan cara sosialisasi seperti mengadakan lomba dengan objek warisan budaya tak benda di Hima, UKM di lingkungan Fakultas. Selain itu, mahasiswa dapat mengembangkan skill fotografi, videografi untuk menunjang penetapan dan pendaftaran WBTb yaitu karya-karya kreatif baik fotografi maupun videografi. Selain itu kajian-kajian skripsi maupun karya ilmiah sebagai syarat penetapan dan pendaftaran WBTb. Kemudian, Sosialisasi dan Diskusi Kelompok Terarah Khasanah Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat ditutup dengan Focus Group Disscussion (FGD) oleh moderator.

 

Reporter: Yeny Dwi Lestari