Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand Mantapkan Implementasi Kurikulum melalui Workshop Literasi dan Klinik Sitasi

Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas menyelenggarakan kegiatan Workshop Sosialisasi Kurikulum bertema “Merdeka dalam Pikiran: Literasi sebagai Gerakan Akademik” pada hari Kamis hingga Jumat, 16–17 Oktober 2025 di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Gambar 1. Peserta Workshop Literasi dan Klinik Sitasi yang diadakan oleh Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Dekan I FIB Unand, Zulprianto, S.S., M.A, Ph.D. dan dihadiri oleh Ketua Program Studi S-1 Ilmu Sejarah, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., Manajer FIB Unand, Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. dan Adrianis, S.S., M.A. serta beberapa dosen, mahasiswa, dan praktisi literasi.

Kegiatan ini terbagi menjadi dua agenda utama, yaitu seminar dan workshop. Hari pertama diisi dengan Seminar “Menulis Kreatif sebagai Gerakan Literasi”, sementara hari kedua dilanjutkan dengan Workshop “Literasi Informasi dan Klinik Sitasi.” Acara ini digelar sebagai bagian dari upaya Departemen Ilmu Sejarah dalam memperkuat penerapan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di bidang literasi dan penulisan akademik.

Hari pertama menghadirkan dua pemateri, yaitu Muhammad Fadli, S.Hum., mahasiswa Magister Kajian Budaya Unand, dan M. Nurul Fajri, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas.

Dalam paparannya, Muhammad Fadli, S.Hum. menekankan pentingnya menulis sebagai bentuk kesadaran intelektual dan ekspresi berpikir kritis di era digital. “Menulis bukan sekadar menuangkan ide, melainkan cara memahami dan mengolah realitas. Mahasiswa seharusnya mampu merespons isu-isu pendidikan, sosial, politik, maupun ekologi melalui tulisan. Menulis juga menjadi sarana efektif untuk memperdalam pemahaman terhadap materi perkuliahan. Oleh karena itu, mulailah menulis sebagai bentuk pengayaan dan refleksi dari proses belajar,” ujarnya.

Sementara itu, M. Nurul Fajri, S.H., M.H. menyoroti pentingnya etika dalam praktik literasi akademik. “Gerakan literasi tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab intelektual. Setiap tulisan harus berpijak pada kejujuran ilmiah, sumber yang kredibel, dan semangat berpikir terbuka,” jelasnya.

Gambar 2. Narasumber hari pertama,  Muhammad Fadli, S.Hum., mahasiswa Magister Kajian Budaya Unand dan M. Nurul Fajri, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas bersama moderator dan pembawa acara pada Workshop Literasi dan Klinik Sitasi

Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan Workshop “Literasi Informasi dan Klinik Sitasi” yang dipandu oleh Hanif Risa Mustafa, S.Pd., M.A., dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Workshop ini memberikan pelatihan langsung terkait pencarian referensi ilmiah, penggunaan sitasi otomatis, serta teknik mengelola sumber pustaka agar karya tulis ilmiah peserta sesuai dengan kaidah akademik.

Selain memberikan ilmu yang aplikatif, kegiatan ini juga menjadi wadah refleksi akademik bagi mahasiswa dan dosen. Melalui sesi diskusi, peserta diajak memahami bahwa literasi bukan hanya keterampilan individu, melainkan gerakan kolektif yang memperkuat budaya berpikir kritis dan kolaboratif di lingkungan kampus.

Dengan terselenggaranya workshop ini, Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand berharap dapat menumbuhkan semangat literasi yang berkelanjutan di kalangan sivitas akademika. Literasi dipandang bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan pondasi utama dalam membangun generasi akademik yang merdeka dalam berpikir dan bertanggung jawab terhadap ilmu pengetahuan.

Humas Fib Unand: Siti Awal Syaravina