FIB – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas telah menyelenggarakan acara International Conference on Humanities, Arts, and Social Sciences pada Selasa, 21 November 2023 dari pukul 08.00 WIB hingga 16.30 WIB. Konferensi internasional ini tidak hanya menghadirkan peneliti dari kalangan dosen melainkan juga dari kalangan mahasiswa.

3 orang mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2019 turut berkesempatan untuk menjadi pemateri dalam acara konferensi internasional ini. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Yevis Haritsyah, Nadia Hadisty Azzahra, dan Salima Ananda Putri. Ketiga mahasiswa Sastra Inggris tersebut menyampaikan topik penelitian yang berkaitan dengan ilmu bahasa dan sastra secara online melalui Zoom.

Salima Ananda Putri dalam konferensi ini menyampaikan materi penelitiannya tentang ilmu bahasa yang berjudul, “An Analysis of Personal References in the English Novel The Song of Achilles and its Indonesian Translation”. Dalam melakukan penelitian ini, Salima turut dibimbing oleh Zulprianto, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsinya.

Dalam presentasinya, Salima menerangkan bahwa bahasa Inggris dan bahasa Indonesia memiliki aspek linguistik yang berbeda, terutama dalam hal penggunaan personal references (referensi pribadi) atau pronomina. Adapun personal references merupakan istilah yang merujuk pada penggunaan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga tunggal atau jamak.

“This may pose a problem as it undoubtedly affects the translation of English text into Indonesian language,” terang Salima dalam presentasinya.

Dalam analisisnya terhadap penggunaan personal references di The Song of Achilles, Salima mendapati bahwa kata ganti gender yang ada di dalam bahasa Inggris dapat menyebabkan persoalan dalam proses penerjemahan dikarenakan bahasa Indonesia memiliki kata ganti gender yang cenderung netral. Ia berargumen bahwa kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan teknik penerjemahan seperti ekplisitasi sehingga menghasilkan terjemahan yang terdengar natural dan berterima menurut bahasa target.

Adapun Nadia Hadisty Azzahra menaruh fokus penelitian pada karya sastra, khususnya pada isu psikologi yang tergambarkan di dalam novel bergenre dewasa muda atau yang lebih dikenal dengan sebutan novel young adult. Dalam konferensi ini, Nadia menyampaikan materi berjudul, “The Effect of Past Traumatic Events in the Shaping of the Main Chaacter’s Identity in The Perks of Being a Wallflower by Stephen Chbosky”. Nadia juga dibimbing oleh dosen pembimbing skripsinya, Marliza Yeni, M.A. dalam melakukan penelitian tersebut.

Dalam presentasinya, Nadia menyampaikan analisisnya tentang bagaimana pengalaman-pengalaman traumatik yang dialami oleh karakter utama di dalam novel The Perks of Being a Wallflower membentuk identitas dirinya pribadi.

“Trauma can affect a person’s authority over how their identity formation works. It makes sense that frightening or traumatic experiences and identity development are interconnected and influence each other,” terang Nadia dalam presentasinya.

Nadia melibatkan berbagai pendekatan psikologi dalam melakukan penelitian tersebut, seperti menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud dan teori psychosocial development Erik Erison.

Dalam analisisnya tersebut, Nadia menerangkan bahwa terdapat beberapa pengalaman traumatis yang dialami oleh tokoh utama novel semasa kecil seperti menghadapi kematian teman dekatnya, kematian salah satu keluarga terdekatnya, dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh bibinya terhadap dirinya. Nadia mendapati bahwa pengalaman-pengalaman traumatis tersebut membentuknya menjadi pribadi yang rendah diri, takut akan keintiman, dan takut ditinggalkan atau dicampakkan.

Lebih lanjut, Yevis Haritsyah dalam konferensi internasional ini menyampaikan materi penelitiannya yang menganalisis struktur mood yang terdapat di berita lokal dan nasional. Adapun yang dimaksud mood menurut kaca mata linguistik ialah pandangan pemakai bahasa terhadap makna paparan pengalaman dalam bentuk klausa yang disampaikan dalam interaksi.

Dalam melakukan penelitian ini, Yevis menggunakan pendekatan linguistik sistemik fungsional guna mendeteksi variasi penggunaan bahasa yang mencerminkan sikap, emosi, atau perasaan yang ada di dalam laporan berita.

“This study also considers the moral implications of news language and how it could affect public perceptions in news discourse,” tambah Yevis dalam presentasinya.

Analisis struktur mood ini dibagi menjadi tiga tipe, di antaranya mood deklaratif, mood interogatif, dan mood imperatif. Berdasarkan hasil analisis Yevis, mood deklaratif lebih dominan digunakan pada berita lokal dan berita internasional dibanding dua tipe mood lainnya. Menurut Yevis, penggunaan mood deklaratif menunjukkan dominannya metode penyajian informasi dan membuat pernyataan atau klaim dalam menulis berita.

“The prominence of declarative mood indicates that the text’s primary goal is to make assertions, give information, or convey facts. The frequency of declarative mood usage is a strong sign of the text’s principal communication aim, which is to declare, inform, and impart facts with remarkable accuracy and authority.” jelas Yevis.

Reporter: Fithryah Amirah Karini

Alumni