Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand Gelar Kuliah Umum “Mata Sejarah: Rekonstruksi Sejarah Melalui Sumber Visual”

Gambar 1. Dekan FIB Unand, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., CRP. bersama Ketua Departemen Sejarah, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., serta narasumber dan dosen FIB Unand yang hadir dalam acara kuliah umum

Melihat sejarah tidak hanya melalui teks, tetapi juga melalui gambar dan arsip visual yang dapat membuka cara pandang baru dalam memahami masa lalu. Inilah semangat yang diusung Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dalam kuliah umum bertajuk “Mata Sejarah: Rekonstruksi Sejarah melalui Sumber Visual”, yang menghadirkan narasumber inspiratif dan diskusi mendalam tentang makna visual dalam rekonstruksi sejarah. Kuliah umum ini dilaksanakan pada Kamis, 30 Oktober 2025, bertempat di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

Kuliah umum ini menghadirkan Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, Guru Besar dari Universitas Padjadjaran, sebagai narasumber utama, dan Dr. Hary Efendi, S.S., M.A., dosen Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand, sebagai moderator. Kuliah umum turut dihadiri oleh Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., CRP. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, serta Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., Ketua Departemen Ilmu Sejarah, beserta dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan FIB Unand.

Kegiatan ini menjadi ruang intelektual bagi civitas akademika untuk mendalami sumber visual yang berperan penting dalam proses rekonstruksi sejarah. Melalui tema yang diangkat, Departemen Ilmu Sejarah berupaya memperkenalkan pendekatan baru dalam kajian historiografi, seperti foto, film, dan arsip visual tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga menjadi sumber utama dalam memahami peristiwa sejarah.

Dalam penyampaiannya, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra menegaskan bahwa sejarah seharusnya tidak hanya dipahami sebagai rangkaian teks dan angka, melainkan juga sebagai ekspresi visual dari masa lalu yang menyimpan konteks sosial, budaya, dan emosional masyarakat. “Sumber visual bukan sekadar pelengkap catatan sejarah, melainkan cermin peradaban yang memuat narasi di luar teks. Melalui visual, kita bisa melihat sejarah dalam bentuk yang lebih hidup dan manusiawi,” ujar Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra.

Sebagai moderator, Dr. Hary Efendi, S.S., M.A. turut menekankan pentingnya mengembangkan literasi visual di kalangan mahasiswa sejarah agar lebih kritis dalam menafsirkan gambar, foto, maupun film dokumenter sebagai sumber ilmiah. “Pendekatan visual membuka ruang bagi sejarawan untuk membangun narasi yang lebih kontekstual dan relevan dengan zaman. Dengan memahami gambar secara ilmiah, kita dapat menelusuri sejarah dari sisi yang lebih luas dan segar,” jelasnya.

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi momentum untuk mendorong mahasiswa agar berani mengeksplorasi metode penelitian sejarah yang lebih kreatif dan multidisipliner. Antusiasme peserta terlihat sejak awal kegiatan. Mahasiswa tampak antusias berdiskusi, mengajukan pertanyaan, dan berbagi pandangan mengenai cara membaca dan menafsirkan sumber visual dalam konteks penelitian sejarah. Diskusi interaktif ini menciptakan suasana akademik yang hangat dan penuh semangat belajar.

Dalam sambutannya, Dr. Zulqaiyyim, M.Hum., selaku Ketua Departemen Ilmu Sejarah, menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran narasumber dan partisipasi aktif mahasiswa. Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk memperluas cakrawala berpikir dan meningkatkan kemampuan analisis kritis mahasiswa. “Departemen Ilmu Sejarah berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan akademik yang tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan cara pandang baru dalam memahami sejarah,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ike Revita, S.S., M.Hum., CRP. Selaku Dekan FIB Unand, dalam kesempatan yang sama menuturkan bahwa FIB Unand akan terus mendukung kegiatan akademik yang menumbuhkan semangat penelitian, berpikir kritis, dan apresiasi terhadap nilai-nilai budaya. “FIB Unand berkomitmen menjadi ruang tumbuh bagi generasi muda yang mencintai ilmu pengetahuan dan kebudayaan,” ujarnya.

Melalui kuliah umum ini, Departemen Ilmu Sejarah FIB Unand tidak hanya mengajak mahasiswa untuk memahami sejarah dari sudut pandang teks, tetapi juga dari visual yang berbicara. Dengan demikian, sejarah dapat dihadirkan lebih kontekstual, menarik, dan dekat dengan realitas kehidupan manusia.

Humas FIB Unand: Siti Awak Syaravina